
TIDORE – Wakil Wali Kota Tidore, Ahmad Laiman resmikan gedung Bank Sampah Induk (BSI) pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH).
Ahmad Laiman, menjelaskan isu lingkungan, khususnya pengelolaan sampah menjadi tantangan yang memerlukan perhatian serius dari Pemerintah Kota Tidore.
Menurutnya, Sebagai daerah yang dikaruniai keindahan alam dan kekayaan sumber daya, sudah menjadi tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestarian lingkungan demi keberlanjutan hidup generasi mendatang.

“Kita tidak bisa lagi mengabaikan dampak negatif dari sampah yang tidak dikelola dengan baik, seperti pencemaran tanah, air dan udara, serta ancaman terhadap kesehatan masyarakat.
Ahmad bilang, kehadiran Bank Sampah Induk (BSI) Kota Tidore Kepulauan merupakan langkah strategis dalam upaya penaganan sampah di Kota Tidore Kepulauan.
“Kita mengelola sampah secara lebih terpadu, sistematis dan berkelanjutan,”ucapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Ahmad mengapresiasi semua pihak yang telah bekerja keras untuk mewujudkan program bank sampah ini, mulai dari jajaran pemerintah daerah, mitra swasta, lembaga swadaya masyarakat lingkungan hidup, hingga masyarakat umum.
“Kolaborasi seperti ini adalah kunci keberhasilan dalam mewujudkan Kota Tidore Kepulauan yang bersih, hijau, dan berkelanjutan,”terangnya.
Orang nomor dua Pemkot Tidore ini ucapkan terima kasih kepada para relawan, aktivis lingkungan, dan semua pihak yang telah menjadi pionir dalam gerakan peduli lingkungan di Kota Tidore Kepulauan.
“Kepada seluruh masyarakat khususnya ASN Kota Tidore Kepulauan, mari kita jadikan momentum ini sebagai awal baru, untuk lebih peduli terhadap lingkungan, mari kita mulai dari hal-hal kecil di rumah kita masing-masing,”sambunya.
Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tidore Kepulauan Muhammad Sjarif menambahkan, produksi sampah terus meningkat seiring pertambahan penduduk dan aktivitas sosial ekonomi masyarakat.
Muhammad sebut berdasarkan data SIPSN 2024, volume sampah Kota Tidore Kepulauan adalah 48,242 ton atau 50 ton per-hari, sampah rumah tangga cukup tinggi dan belum dilakukan proses pilah dan olah.
“Untuk itulah, diperlukan optimalisasi peran bank sampah sebagai lembaga berbasis community atau partisipatif masyarakat yang berkelanjutan dalam pengolahan sampah.
Kadis bilang ada tiga substansi penting terkait pengelolaan sampah melalui bank sampah yaitu pengurangan sampah sejak dari sumbernya, pembenahan lembaga pengelolaan sampah, dan upaya terobosan teknologi yang inovatif dan ramah lingkungan.
Reporter : Muajmin Soa bobo
Editor : Redaksi