
JAKARTA – Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI), melakukan lawatan kunjungan ke negeri Jiran Malaysia selama empat hari.
Lawatan MPR RI ke negeri Jiran tersebut dimulai sejak 28 April sampai 1 Mei 2025, dalam rangka menguatkan hubungan diplomasi dan kerjasama yang dijalani antar dua negara Indonesia-Malaysia.
Kunjungan itu dipimpin langsung Wakil Ketua MPR RI atau Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, Edhie Baskoro Yudhoyono alias Mas Ibas, didampingi Wakil Ketua Fraksi Golkar MPR RI, Firman Soebagyo, Rinto Subekti (Demokrat), dr. Hj Celilica N (Demokrat), Drs Achmad M.Si (Demokrat), Hj. Indun Anisa MA (PKB) dan Ujang Bey (Nasdem).
Firman Soebagyo, saat dikonfirmasi membenarkan lawatan ke negeri Jiran Malaysia tersebut. Diakuinya, kunjungan itu dipimpin langsung Wakil Ketua MPR RI, Edhie Baskoro Yudhoyono, dengan tujuan menjaga dan meningkatkan hubungan kerjasama ekonomi dan politik antar antar dua negara Indonesia-Malaysia di tengah tekanan ekonomi politik global.

“Kunjungan ini adalah bagian dari ikhtiar kita, untuk merawat dan meningkatkan hubungan kerjasama dalam bidang ekonomi dan politik antara kedua negara yang serumpun, di tengah tekanan ekonomi politik global yang terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu,” ungkap Firman.
Senator MPR RI itu mengaku, kunjungan selama empat hari diikuti oleh Wakil Ketua MPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono, yang juga Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat, didampingi Wakil Ketua Fraksi Golkar MPR RI, Firman Soebagyo, Rinto Subekti (Demokrat), dr. Hj Celilica N (Demokrat), Drs Achmad M.Si (Demokrat), Hj. Indun Anisa MA (PKB) dan Ujang Bey (Nasdem).
Politisi Golkar itu bilang, delegasi kunjungan MPR RI diterima langsung Ketua Parlemen Malaysia, dalam pertemuan itu banyak isu-isu strategis menjadi agenda pembahasan, diantaranya Pekerja Migran Indonesia (PMI) di semua sektor dan penyelundupan narkoba.
Ia menambahkan, lawatan kunjungan MPR RI juga disambut oleh Duta Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur dan Menteri Digital Malaysia.
“Kami bahas sejumlah isu dan masalah yang terjadi diantara ketua negara terutama isu PMI yang sudah mencapai 675 ribu orang di semua sektor, dan isu narkoba karena Malaysia sebagai negara transit,” tutur Firman.
Firman sebut, kunjungan ke negeri Jiran Malaysia itu sangat bermanfaat, karena mereka bisa membahas berbagai isu-isu ekonomi global, politik, hukum, sosial budaya dan teknologi digital yang menjadi tantangan ke depan.
“Selain itu, kami juga membahas isu-isu strategis yang berkaitan dengan komisi IV yakni Sawit, Ilegal Loging dan Illegal Fishing. Kemudian, kami juga membahas beberapa undang-undang terutama undang-undang Tenaga Kerja Migran,” pungkasnya.