
TIDORE – Gurabati Open Tournamen (GOT) ke-XXVII tahun 2025 di Kota Tidore Kepulauan mulai bergulir. Menarik untuk mengulik satu tim yang jarang absen dalam kompetisi ini, yakni Persatuan Olahraga Mareku (Poram).
Sesuai namanya, Poram adalah tim perwakilan dari Kelurahan Mareku, Kota Tidore Kepulauan. Tim ini dibentuk pada 3 Juli 1958 dan mulai merumput di kancah sepakbola lokal hingga sekarang.
Puluhan tahun menjadi bagian dalam kompetisi lokal di Maluku Utara, nama Poram sudah tak asing lagi di telinga pencinta sepakbola di negeri para raja.
Kehadiran Poram dalam turnamen GOT 2025 memiliki warna tersendiri, apalagi dipercayakan merumput perdana dalam pertandingan tarkam paling bergensi di Maluku Utara tersebut.

Poram Mareku yang dikenal sebagai Laskar Djuanga dari Tidore sudah 9 tahun puasa gelar turnamen GOT. Mereka, terakhir kali menjuarai kompetisi tersebut pada 2017 lalu.
Kala itu, Poram diasuh oleh Sahjun Doa sebagai pelatih kepala Laskar Djuanga, dan bermateri pemain-pemain hebat seperti Zulham Zamrun, Nanang, Andre Abu bakar dan Rahmat Muksin.
Dalam wawancara eksklusif bersama Rahmat Muksin di kediamannya. Ia bercerita waktu Poram juara tahun 2017, dia dipercayai sebagai capten tim.
Rahmat bilang, Poram saat itu hanya melakukan persiapan satu bulan menjelang kompetisi GOT 2017. Tapi mereka sangat optimis bakal keluar sebagai juara.
“Kami optimis, karena squad tim bermateri pemain-pemain berbakat seperti Zulham Zamrun, Nanang, dan Andre Abu bakar,” akunya.
Rahmat sebut, Poram lolos dari fase grup hingga tembus ke partai final tidak-lah muda, semua dilewati berkat kekompakan dan kerjasama tim yang apik.
Di partai final, Poram berhadapan dengan Asrumania, di sini sangat tegang dan dramatis. Di babak pertama, laskar Djuanga harus teringgal 0-1 dari tim lawan, hingga turun minum belum bisa menyamai kedudukan.
“Disitulah pertengkaran dalam tim terjadi, tekan suporter lawan, maupun pendukung membuat seisi stadion menggelora,”tuturnya.
Rahmat katakan, di tengah gempuran Asrumania para sesepuh Poram tak henti-henti berikan motivasi untuk tetap berjuang, kemudian taktik dan racikan strategi pelatih dan asisten pelatih berhasil diterapkan pemain di lapangan.
“Pelatih bilang, tidak usah kecewa waktu masih panjang,”ucapnya mengutip pernyataan pelatih Sahjun Doa kala itu.
Usai turun minum, Rahmat ceritakan, Poram Mareku berhasil membalikkan keadaan unggul 3-1 atas Asrumania.
“Waktu itu, menangis se isi lapangan 9 tahun puasa gelar di GOT mulai 2009 hingga 2017 baru juara lagi,”cetusnya.
Rahmat menambahkan, Poram ini ibarat perahu, harus banyak dorangan dan dukungan, kalau tidak ada dorongan dan dukungan sudah pasti akan tenggelam.
“Jadi, siapapun itu buang ego karena ada Poram maka kita bersama,”.tutupnya.
Kini 2025, genap 9 tahun Poram puasa gelar GOT. Apakah, masa-masa kejayaan tim kebanggaan masyarakat Mareku itu akan dikembalikan oleh pelatih Kurniawan A. Rahmat.