_ _ _ _

TIDORE – Keberhasilan Bombastik FC menumpaskan rivalnya FR di fase gugur 8 besar kompetisi Gurabati Open Tournament 2025 dengan skor akhir 2-1 pada Selasa 6 Mei kemarin, menunjukkan keseriusan tim asal Kelurahan Tanah Tinggi, Kota Ternate untuk merengkuh gelar juara pada Turnamen bergengsi di tanah Maluku Utara kian nyata.

Bombastik sebenarnya telah menunjukan kedigdayaan mereka setelah mampu menahan Poram Fc, salah satu tim yang paling disegani di Kota Tidore Kepulauan dengan skor 0-0 pada pembukaan Gurabati Open Tournament (GOT) tahun 2025.

Taji anak asuh Muamar Gapang mulai nampak kala melibas Reycom Tabahawa pada pertandingan kedua dengan skor telak 3-0 Senin 14 April 2025. Sutrisno mampu membayar absennya sewaktu melawan Poram dengan mencetak Hat-Trick ke gawang Reycom Tabahawa.

Hasil tersebut, telah cukup mengunci satu tiket mengantarkan Bombastik Fc melaju ke fase gugur 16 besar mendampingi Poram, yang keluar sebagai juara grup A berkat unggul head to head.

Di fase gugur anak asuh Muamar Gapang harus bersua dengan Gebe Spartan. Tim asal Halmahera Tengah sempat membuat publik terkejut, hasil mencolok saat membantai Jati Putra pada laga grup B dengan skor 7-1, tak membuat Hasim Kipuw dan koleganya menundukan kepala.

Pertemuan antara Gebe Spartan dan Bombastik sebagian besar pecinta GOT berekspektasi berlangsung sengit, mengingat keduanya merupakan tim unggulan. Namun siapa sangka, Bombastik menang mudah pada laga tersebut.

Dua gol free kick dari sang kapten, Hasim Kipuw saat laga baru berjalan 2 menit. Tak berselang lama, gelandang muda Omar Albaar mampu menduplikat gol sang kapten di menit 24’. Dua gol Bombastik di babak pertama telah menyudahi perlawanan Gebe Spartan sekaligus mengunci kemenangan.

Mata pedang itu bernama Ali Koroy

Tergabung dalam grup H bersama Garuda Tomagoba dan Indonesia Muda. AS Rummania mulanya menjadi jalan mulus bagi tim asal Kelurahan Rum, Kota Tidore Kepulauan. Hal ini ditandai dengan kemenangan telak saat menghadapi Indonesia Muda (13/4) dengan skor 3-0.

Ali Koroy tampil seolah mata pedang, ia berhasil mencetak hattrick di laga perdana. Walaupun sempat ditahan imbang 0-0 di laga ke ketika bersua Garuda Tomaboga (23/4) tak membuat anak asuh Walikota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen kehilangan status sebagai juara grup H.

Ali Koroy, mata pedang lini depan AS. Rummania menjadi mimpi buruk bagi Persiga Gamtufkange di babak 16 besar. Dua gol dari titik putih 39’ 73’ dan Adili Usman Diara di menit 19’ memupus harapan tim yang identik dengan warna hijau tersebut.

Di fase gugur 8 besar, pada mula A.S Rummania diprediksi akan terhenti ketika menemui lawan yang tak sepadan, Porto Fc. Dihuni para pemain berkelas seperti Zulham Zamrun, Mahdi Fahri Albaar dan eks Gelandang Bhayangkara Fc asal Korea Selatan Lee Yu Jun.

Namun di atas lapangan A.S Rummania menunjukan bahwasannya “yang kuat tak selalu menang”. Mereka mampu membuat Porto terjungkal. Dan dalang kekalahan masih tetap Ali Koroy. Gol di menit 49’ menunjukan ketajamannya dan gol kedua Irfan Mofu menunjukan keperkasaan tim. 2-0 Porto mengangkat bendera putih sore itu (4/5).

Menariknya dari 4 laga yang dijalani Ali Koroy selalu tampil mematikan, Bagai tebasang pedang di urat nadi lawan. Kini dirinya mengoleksi 6 gol.

Pertemuan kedua tim menjadi menarik untuk saksikan, tidak sekadar laga, sekalipun ambisi untuk merengkuh trofi selalu dialibikan dengan kalimat “hanya sekedar Tarkam biasa”. Di lain sisi aroma politik kian tajam, A.S Rummania yang representasinya Walikota Kota Tidore Kepulauan, Muhammad Sinen dan Bombastik membawa Ambisi Nasri Abubakar, Wakil Walikota Ternate. Aura rivalitas menguar menjadi perjamuan yang paling ditunggu.

Penulis: Tim Redaksi

Bagikan: